Selasa, 18 Desember 2012

Metodologi Jaringan


 6.1   Metodologi Sistem
Metodologi adalah bentuk daripada kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep pekerjaan, aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni dan disiplin ilmu lainnya. Metode adalah aturan, cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu.
Metodologi sistem (sebagaimana diterapkan pada jaringan) adalah suatu cara untuk melihat jaringan yang di rancang, bersama dengan subset dari lingkungan-lingkungannya (segala sesuatu yang berinteraksi dengan jaringan atau dampak dari adanya jaringan), sebagai suatu sistem.

Terkait dengan kegunaan sistem ini adalah adanya peningkatan kinerja dan fungsi  yang ditawarkan oleh jaringan ke seluruh sistem. Pendekatan ini menempatkan jaringan sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, dengan interaksi dan ketergantungan antara jaringan dan pengguna, aplikasi, dan perangkat-perangkatnya.

Salah satu konsep dasar metodologi sistem adalah asitektur dan desain jaringan yang selalu memperhitungkan keseluruhan kualitas jasa, dimana dengan adanya jasa tersebut, masing-masing jaringan tersebut akan dapat memberikan dukungan dan layanan yang lebih optimal. Hal ini juga mencerminkan kecanggihan suatu jaringan tersebut, yang mungkin diawal berkembang dari hanya menyediakan konektivitas dasar dan kinerja paket-forwarding hingga menjadi platform untuk berbagai layanan.

6.2   Definisi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem ialah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan oleh stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak.

Biasanya pengembangan sistem dilakukan apabila sistem yang lama sudah tidak bisa mengimbangi/memadai kebutuhan atau pun perkembangan perusahaan, sehingga terdapat beberapa pendapat tentang definisi pengembangan sistem, antara lain:

1. Menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara  
   keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
2. Suatu proses pengaplikasian teknologi informasi untuk suatu tujuan tertentu atau
    menyelesaikan suatu masalah.
3. Memilah suatu masalah yang besar dan kompleks menjadi beberapa bagian kecil yang dapat dikelola.

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan/memperbaiki sistem yang telah ada.

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru, yaitu meningkatkan:

1.     Performance (kinerja),` peningkatan terhadap kinerja sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi/pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut).
2.     Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
3.     Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat/keuntungan-keuntungan/penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
4.     Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
5.     Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi.
6.     Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.


6.3   Prinsip Pengembangan Sistem
Beberapa prinsip yang harus digunakan pada saat pengembangan sistem adalah:

1.     Prinsip - 1 : Libatkan para pengguna system
Guna menghindari konflik antara pengguna dan pengembang sistem, maka dalam menciptakan solusi dengan teknologi yang menarik harus melibatkan pengguna sistem yang mengetahui masalah-masalah organisasi yang sebenarnya. Hal ini dilakukan karena tujuan akhir dari pengembangan sistem ini adalah mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh pihak manajemen.

2.     Prinsip – 2 : Gunakan pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah yang klasik adalah:
o Mempelajari dan memahami masalah, konteks dan pengaruhnya.
o Mendefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua solusi.
o Mengidentifikasikan solusi-solusi calon yang memenuhi persyaratan dan memilih solusi terbaik.
o Merancang dan atau mengimplementasikan solusi terpilih.
o Mengamati dan mengawasi pengaruh solusi dan memperbaiki solusi tersebut.
Analis sistem harus mendekati semua proyek dengan menggunakan beberapa variasi pendekatan pemecahan masalah tersebut.

3.     Prinsip – 3 : Bentuklah fase dan aktivitas
Fase-fase yang dapat dibentuk dalam pengembangan sistem adalah definisikan lingkup, analisis masalah, analisis persyaratan, desain logis, analisis keputusan, desain fisik dan integrasi, konstruksi dan pengujian serta instalasi dan pengujian.

4.     Prinsip – 4 : Dokumentasikan sepanjang pengembangan
Dokumentasi sangat berguna untuk pengembangan sistem berikutnya. Dokumentasi seharusnya dilakukan dari awal pengembangan sistem sampai proses tersebut selesai dilakukan.

5.     Prinsip – 5 : Bentuklah Standar
Untuk mencapai atau memperbaiki integrasi sistem, organisasi beralih ke standar-standar yang berbentuk arsitektur teknologi informasi enterprise. Contoh standarnya adalah:
o Teknologi perangkat jaringan
o Teknologi database – engine
o Teknologi perangkat lunak
o Teknologi antarmuka

6.     Prinsip – 6 : Kelola proses dan proyek
o Manajemen proses adalah aktivitas terus-menerus yang mendokumentasikan, mengajarkan, mengawasi penggunaan, dan memperbaiki metodologi („proses) terpilih organisasi untuk pengembangan sistem. Manajemen proses peduli dengan fase, aktivitas, barang siap dikirim, dan standar kualitas yang seharusnya diterapkan secara konsisten ke semua proyek.
o Manajemen proyek adalah proses pelingkupan, perencanaan, penyediaan staf, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan sebuah proyek untuk mengembangkan sebuah sistem informasi dengan biaya minimal, dalam keragka waktu yang ditentukan dan dengan kualitas yang dapat diterima.

7.     Prinsip – 7 : Membenarkan sistem jaringan sebagai investasi modal
Pengembangan suatu sistem tentu memerlukan modal yang besar sehingga pengembangan sistem juga merupakan sebuah investasi untuk perusahaan itu sendiri.

8.     Prinsip – 8 : Janganlah takut untuk membatalkan atau merevisi lingkup
Pendekatan creeping commitment dapat dilakukan untuk merevisi lingkup, yaitu strategi tempat kepraktisan dan risiko dievaluasi ulang secara berkesinambungan melalui sebuah proyek.

9.     Prinsip – 9 : Bagilah dan Sederhanakan
Dalam analisis sistem, prinsip ini sering disebut factoring, yaitu dengan berulang-ulang membagi masalah yang lebih besar (sistem) kedalam bagian-bagian (subsistem) yang lebih mudah dikelola, menyederhanakan proses pemecahan masalah.

10.  Prinsip – 10 : Desainlah sistem untuk pertumbuhan dan perubahan
Bisnis-bisnis berubah setiap waktu, kebutuhan berubah, prioritas juga berubah. Untuk alasan ini maka metodologi yang baik harus mencakup kenyataan perubahan. Sistem harus didesain untuk mengakomodasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan dan perubahan.

Dengan seiringnya perkembangan jaman maka sebuah sistem tentu tidak selamanya dapat digunakan dengan baik. Untuk itu perlu ada perubahan terhadap sistem tersebut baik dengan cara memperbaiki sistem yang lama atau pun jika perlu untuk mengganti sistem yang lama.

Ada beberapa hal yang mendasari hal tersebut, antara lain:

1.     Ada permasalahan pada sistem yang lama. Permasalahan yang dimaksud disini seperti adanya ketidakberesan pada sistem yang lama sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya: adanya kesempatan atau peluang anggota dari sistem tersebut untuk melakukan kecurangan. Permasalahan yang lain juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan organisasi tersebut. Contohnya: pada sebuah perusahaan perdagangan yang berkembang yang sebelumnya hanya sebatas dalam kota, kini tumbuh hingga skala nasional bahkan internasional.

2.     Pertumbuhan organisasi (perusahaan) memaksa sistem yang dimiliki sebelumnya harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja dari perusahaan tersebut, misalnya transaksi yang sebelumnya bersifat konvensional kini lebih modern dengan memanfaatkan internet.


3.     Untuk meraih kesempatan (opportunities). Sebuah sistem harus diperbaiki atau dikembangkan juga disebabkan untuk meraih kesempatan dari suatu organisasi atau perusahaan. Misalnya pada tingkat manajer pada sebuah perusahaan dituntut untuk cepat menghasilkan suatu kebijakan agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

4.      Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah memaksa sebuah perusahaan menggunakan sistem yang tidak bertentangan dengan kebijakan tersebut.

Untuk pengembangan system kita dapat melihat dari beberapa sudut pandang pendekatan, yaitu diantaranya adalah:

1.     Dillihat dari metodologi yang digunakan:

a.     Pendekatan klasik : pendekatan di dalam pengembangan system mengikuti tahapan  daur/siklus hidup system tanpa dibekali alat-alat dan teknik yang memadai. Permasalahan yang akan timbul pengembangan system akan sulit, biaya perawatan dan pemeliharaan mahal.

b.     Pendekatan terstruktur: pendekatan di dalam pengembangan sistem mengikuti tahapan daur/siklus hidup sistem dan dibekali alat-alat dan teknik-teknik yang memadai.

2.     Cara menentukan kebutuhan dari sistem:

a.     Pendekatan bawah-naik (bottom – up), dalam pendekatan ini dilakukan perumusan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan pada transaksinya.

b.     Pendekatan atas-turun(top – down), pendekatan ini mulai dari atas ke bawah dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi, barulah kemudian menerapkannya.


6.4 Metodologi Desain Jaringan

Perencanaan yang cermat sangat penting untuk memastikan bahwa jaringan yang kita buat akan mendukung kebutuhan organisasi. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan ketika akan mendesain sebuah jaringan:

1.     Apakah kebutuhan dari bisnis atau organisasi?
2.     Apa yang harus dipertimbangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan?
3.     Seperti apa pertimbangan biaya  yang akan dikeluarkan ( untuk jangka pendek dan panjang)?

6.4.1 Tipe penerapan LAN pada organisasi

Berikut ini adalah beberapa contoh tipe penerapan jaringan LAN yang sering digunakan, adapun juga pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi untuk mendesain jaringan LAN tersebut.

1.     Tipe jaringan LAN pada Rumah Sakit
Untuk dipahami bahwa informasi yang akan mengalir melalui jaringan LAN dirumah sakit adalah informasi yang sangat penting dan kritis, yaitu menyangkut kehidupan dan nyawa seseorang. Aplikasi-aplikasi yang bersifat darurat (emergency) harus dikirimkan secara cepat dan otomatis (automated).

2.     Tipe jaringan LAN pada Perbankan dan Perusahaan keuangan
Dapatkah kita membayangkan bagaimana seandainya terjadi hilangnya peluang bisnis, jika jaringan memiliki keterlambatan (delay) ? Bagaimana dengan penundaan yang dapat terjadi dalam dunia online trading?, juga jika terjadi keterlambatan pada system remote automatic teller machine (ATM) didalam kita melakukan transaksi?, bukankah itu suatu kerugian yang sangat besar, maka dari itu dibutuhkan jaringan yang cepat dan aman. 

3.     Tipe jaringan LAN Perusahaan Manufaktur
Pada lingkungan manufaktur biasanya line produksi (alur produksi) diatur oleh system yang digerakkan dengan mesin seperti robot, jika terjadi kemacetan dalam instruksi pada proses yang ada pada jaringan di mesin-mesin tersebut, maka kerugian pun tak dapat dihindarkan.

4.     Tipe jaringan LAN pada perusahaan Ritel
Pada toko-toko ritel sering memiliki jaringan LAN, dimana jaringan ini mengurus persediaan dan penjualan sepanjang hari. Secara berkala, toko akan terhubung ke LAN perusahaan induk untuk melaporkan pertukaran dan data informasi transaksi yang dikumpulkan. Bayangkan dampaknya jika toko tidak mampu untuk melaporkan hasil transaksi dan stok barang yang akan dikirimkan, sudah pasti akan terjadi kerugian dalam bisnis tersebut.

5.     Tipe jaringan LAN pada pemerintahan
Pertimbangkan jumlah keamanan yang harus dipasang, metode otentikasi dan otorisasi bagi setiap level dalam pemerintahan haruslah diperhatikan secara tegas. Pertimbangkan fitur-fitur keamanan apa saja yang sehrusnya dipasang untuk mengantisipasi jika terjadi seorang hacker dapat mengakses kedalam jaringan LAN pemerintah.

Hal-hal lain yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu jaringan adalah melihat beberapa factor eksternal, yaitu:

1.     Mempertimbangkan kebutuhan yang akan diberikan ke interface WAN, harusnya sebaik yang diterapkan pada interface LAN
2.     Pastikan kita mengetahui regulasi dan undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai pemanfaatan jaringan
3.     Peralatan dan tipe jaringan seperti apa yang dipakai oleh competitor, apakah jaringan itu berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan keuntungan, atau sebaliknya.
4.     Potensi perkembangan teknologi seperti apa yang akan mendatangkan peluang, dan apakah kita telah sejalan dengan penerapan teknologi tersebut persis seperti apa yang kita tawarkan.

Semua pertimbangan diatas tidak akan dapat diterapkan jika kita sebagai perancang jaringan tidak memiliki kemampuan dasar untuk melaksanakannya, Adapun beberapa kemampuan dan pengetahuan dasar yang harus kita miliki sebagai perancang jaringan adalah:

1.     Kita memahami konsep-konsep dan konfigurasi perangkat suatu jaringan
2.     Kita memahami apa yang dibutuhkan oleh suatu organisasi
3.     Kita memahami tipe-tipe hardware yang akan dioperasikan dalam sebuah LAN
4.     Kita memahami protocol-protocol untuk mendukung suatu LAN
5.     Kita mengetahui perbedaan tipe-tipe dari topologi jaringan yang digunakan saat ini
6.     Kita mengetahui tentang protokol MAC dan Pengalamatan IP (IP Addressing)
7.     Kita mengetahui fungsi setiap layer pada referensi tujuh layer OSI


6.4.2 Membangun batasan pada perancangan jaringan (Network Scope)

Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam merancang jaringan adalah melihat seperti apa batasan yang diterapkan pada jaringan tersebut, yaitu meliputi: tipe daripada jaringan, apakah user hanya berkomunikasi dengan user yang lain hanya pada satu jaringan, atau adakah komunikasi yang mengharuskan untuk akses ke jaringan luar, apakah user memerlukan remote access?, apakah ada vendor dan pelanggan yang membutuhkan akses kedalam jaringan kita?, aplikasi apa saja yang akan mendukung jaringan tersebut?, dan yang terakhir adalah berapa biaya yang disediakan untuk membangun project tersebut, dan waktu deadlock yang ditetapkan untuk penyelesaian?.

Kemudian secara spesfifik layanan seperti apakah yang akan berjalan pada jaringan:

1.     Apakah jaringan tersebut akan didukung komunikasi suara (voice communications)?
2.     Apakah jaringan tersebut akan didukung layanan e-commerce?
3.     Apakah jaringan tersebut akan didukung layanan untuk video streaming?

Setelah mengidentifikasi layanan yang akan mendukung jaringan, kemudian kita harus menentukan analisis lalu lintas yang kemudian akan dikaitkan dengan perilaku pengguna, seperti kapan alur lalu lintas (traffic flow) akan mengalami peningkatan, dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan backup dan mereset jaringan. 

6.5   Network Development Life Cycle (NDLC)

Dalam melakukan perancangan jaringan, terdapat beberapa basis metode pengembangan yang dapt menjadi panduan seorang perancang jaringan, untuk menentukan tahapan-tahapan apa saja yang dapat memudahkan, dan kemudian memetakan pengembangan yang akan dilakukan, berikut ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk membangun suatu jaringan.

6.1 Network Development Life Cycle (NDLC)
6.2 Network Development Life Cycle (NDLC) Chart


1.    Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul,analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ;

a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda.

b. survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan.

c. membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya.


d. menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah;
-  User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user
- Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan
- Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.
- Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan
- Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, system keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.

2.    Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya  yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa ;

a. Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)
b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada

3.    Simulation Prototype : beberapa perancang jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan didesign.

4.    Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.

Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya ;
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat,
b. masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
c. team work yang tidak solid
d. peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.

5.    Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada:

a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan system yang telah dibangun (reliability = performance + availability + security),
b. Memperhatikan jalannya packet data di jaringan ( pewaktuan, latency, peektime, troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management, dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di monitor secara utuh.

6.    Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

6.3 Tahapan Design ke Simulation Prototyping pada NDLC 

Metode lain yang hampir sama menurut whitepaper ”Creating business value and operational excellence with the cisco lifecycle services approach” , bahwa  Pada setiap phase dalam sebuah lifecycle pengembangan jaringan, dibutuhkan pada setiap bagian dengan kesesuaian bisnis dan kebutuhan teknis dari perusahaan tersebut.

6.4 Cisco lifecycle services approach

1.     Prepare, pada bagian ini biasanya analis melihat strategi dari perusahaan, proses bisnis, core bisnis dan produk yang dihasilkan, hal ini berguna untuk menetapkan dan menempatkan strategi Internetworking yang akan dibangun dengan “blue print” IT Infrastruktur dan aspek financial yang akan dikembangkan kedepan.

Hindari :
• karena tidak adanya “support” dari manajemen atas maka tidak semua user akan membantu pencarian analisa data awal ini
• beberapa user “keep” data dan bersikap acuh tak acuh, padahal data mereka dibutuhkan untuk tahapan perencaan berikutnya
• mendapatkan data mentah, carilah data-data sedetil mungkin tentang project ini
• tidak mengajak semua level pegawai, usahakan lakukan analisa dari sudut berbagai kebutuhan user di jaringan tersebut.

2.     Plan, pada bagian perencanaan, ditahap ini akan dipelajari tentang infrastruktur IT (hadware, software, proses bisnis) yang telah berjalan dan digunakan. Tahapan ini meneruskan dari tahap prepare sebelumnya, Dengan perencanaan yang baik maka akan membantu untuk mengatur pekerjaan, resiko yang mungkin muncul, permasalahan yang ditemui, responsibility, tenggang waktu milestones, dan kebutuhan sumber daya yang dibutukan untuk pengerjaan project yang akan dilakukan, namun dalam perencanaan jangan sampai akan melebihi dari kemampuan perusahaan baik dari sisi financial dan strategi bisnisnya.

Hindari :
• Hindari perencanaan yang tidak matang, misalnya tidak menjelaskan secara rinci
topology, layer akses atau lainnya dikarenakan data yang tidak lengkap
• Jangan membuat perencanaan yang tidak menjadi peningkatan produktifitas bisnis perusahaan tersebut
• misalnya perencanaan pembelian barang dengan tidak memperhatikan kurs dollar, tenaga SDM kontrak / freelance, jadi lakukan dengan tepat karena bias salah dari perencanaan.

3.     Design, dalam tahap perancangan harus memperhatikan masalah availability, reliability, security dan performance. Jangan sampai sistem yang baru tidak lebih baik dari sistem yang lama. Beberapa kasus tahapan design inilah yang menjadi factor penentu dari tahapan berikutnya, seorang analis network yang baik dapat dengan jelas dan mengetahui secara menyeluruh permasalah dan strategi pengembangan kedepan dari sistem yang sedang dikerjakannya. Lakukan secara menyeluruh dan mendalam dari analisa masalah yang muncul di tahap sebelumnya. 
Tahapan ini juga harus menjelaskan tentang bagaimana proses konfigurasi, koneksi percobaan, pengembangan kedepan, dan proses migrasi dari system lama ke system baru, demo system dan validasi

Hindari :
• Analisa yang salah hingga user merasa peningkatan performa network secara keseluruhan tidak ada bedanya dengan system yang lama
• Pemikiran yang sempit atau hanya focus pada salah satu area saja, untuk mendapatkan network yang availability baik ada banyak sekali faktornya tidak hanya oleh konfigurasi hardware namun juga harus memperhatikan user, proses dan tools yang ada.

4.     Implement, sebelum di implementasikan akan dilakukan testing terlebih dahulu, banyak para analis akan melakukan pilot project dan simulasi sebelum implementasi system yang baru, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan yang mungkin muncul. Proses ditahapan ini adalah instalasi, konfigurasi, dan integrasi system. Bisa jadi salah satu bagian network telah berhasil dimigrasi dengan baik namun tidak berarti semua bagian akan lancar.

Hindari :
• Ketidakpastian dan ketidakyakinan sistem yang akan diimplementasi, misalnya dengan mencoba-coba implementasi sistem yang belum pernah digunakan atau pengalaman sebelumnya tanpa di temani pihak lain yang sudah pengalaman.
• Kurangnya team support / pendukung lainnya, usahakan team terdiri dari beberapa orang yang disesuaikan dengan skill yang dibutuhkan.
• Plug n play, jangan berpikir setelah di integrasikan, di interkoneksikan, di install dapat berjalan sesuai dengan rencana diatas kertas.

5.     Operate, tahapan ini bagian dari tahapan implementasi, setelah di implementasi maka perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan pada pengoperasiannya, beberapa kasus pada
tahapan ini akan terlihat beberapa kasus masalah misalnya tidak kompatibelnya hardware,
masalah pada software dan aplikasi yang selama ini jalan tidak ada hambatan namun setelah implementasi menjadi terganggu, user yang mengeluh tidak adanya perubahan pada performance dengan sistem yang baru dan sebagainya.

Hindari :
• Tidak melibatkan team lain dari beberapa bagian lain di perusahaan tersebut
• Tidak mempunya plan lain, buatlah Plan A, Plan B dan sebagainya untuk menghindari masalah yang akan muncul
• Team langsung bubar, beberapa kasus team project langsung pergi, usahakan untuk
tetap di tempat selama beberapa waktu sampai kondisi bisa di kendalikan.

6.     Optimize, masukan pada saat tahapan implementasi dan operate akan sangat mempengaruhi tahapan optimalisasi ini, dimana dari masukan tadi bisa memberikan input untuk penanganan, redesign, rekonfigurasi dan perubahan yang perlu dilakukan tanpa merubah arah dari tujuan project tersebut.

Hindari :
• Tidak melibatkan team lain dari beberapa bagian lain di perusahaan tersebut
• Tutup mata dan telinga untuk aduan dari user kepada team, sangat disarankan untuk membuat helpdesk / hotline.

6.6   Kebutuhan Pengembangan Internetworking
Secara umum, ada 3 elemen penting pada saat pengembangan jaringan menurut literature
white paper internetworking design guide cisco ;

1.     Kebutuhan yang diinginkan (environmental given), termasuk lokasi host, servers, terminal, dan peralatan end point lainna, yang menjadi focus adalah biaya yang dibutuhkan untuk membawa setiap tingkatan layanan yang diinginkan user.
2.     Batasan Kinerja, performance constraints sangat focus pada masalah reliability jaringan, traffic throughput, dan kecepatan host / client (seperti NIC dan kecepatan akses hardisk)
3.     Internetworking Variabel, termasuk network topology, kapasitas jaringan, dan aliran
paket data.

6.5 General Network Design Process (GNDP) 

6.7   General Network Design Process (GNDP)

1.     Assessing User Requirements, Melakukan analisa kebutuhan user pengguna adalah dilangkah awal ini, dimana unsur availability seperti respon time, throughput dan reliability harus tercapai.
a.     Respon time dapat diukur dengan berapa lama respon yang dibutuhkan pada saat memberikan perintah atau menjalankan aplikasi ke sistem, karena beberapa aplikasi kritikan membutuhkan waktu respon yang cepat seperti online services.
b.     Throughput, paket-paket yang lewat dijaringan yang padat akan sangat sensitive dengan bandwitdh yang ada, aplikasi, file transfer, sumber daya yang bisa diakses dan protocol yang digunakan. Volume traffic Aplikasi-aplikasi kritikal akan sangat terpengaruh pada keadaan kondisi jaringan saat itu. Troughput sangat terpengaruh dengan bandwidth, devices yang digunakan, media transmisi yang digunakan dan topology yang dibangun.
c.      Reliability sangat sensitive dan penting, beberapa aplikasi sangat sensitive dengan kondisi jaringan untuk koneksi yang selalu online, apalagi saat ini era Unified Communications yang menconvergence data, suara dan video dalam jaringan yang terpusat. Kehandalan sangat dibutuhkan untuk menjamin layanan dapat di delivered ke user / pelanggan.

Dilangkah awal ini untuk mendapatkan kebutuhan yang detil dapat menggunakan beberapa pendekatan, seperti metode ;

a.     Profile komunitas user secara keseluruhan, dibutuhkan untuk menyamakan persepsi semua user yang ada tentang kebutuhan dan policy di jaringan, seperti akses mail, group user, hak akses sumber daya printer dan storages server.
b.     Wawancara dan survey langsung kelapangan, dibutuhkan wawancara dan survey untuk mendapatkan data sebenarnya, karena bisa saja ekspetasi setiap user di berbeda bagian juga berbeda keinginan dan problemnya selama ini, problem seperti akses ke aplikasi sistem informasi, penggunaan bandwidth, dan sebagainya.
Assessing Cost, Analisa kebutuhan biaya, biaya sangat mempengaruhi dari implementasi dan design yang akan dilakukan, jumlah yang dibutuhkan sangat mempengaruhi Total Cost Ownership (TCO). Dalam pengangaran produk sebagai solusi yang digunakan sebagai backbone, core, distribusi, dan akses akan sangat tergantung pembiayaannya dari produk yang akan digunakan. Setiap solusi punya karakteristik sendiri yang membedakan kelas antar vendor tersebut.
Estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk implementasi design network, seperti ; Kebutuhan biaya h.w dan s.w, Biaya Instalasi, Biaya ekspansi, Biaya Support dan Biaya downtime TCO sangat sensitive tentang berapa lama investasi yang ada akan kembali dan berapa persen efisien dan efektif dari implementasi yang telah dilakukan dapat dinikmati.
Pembiayaan sangat terpengaruh dari solusi teknologi yang akan digunakan, Beberapa vendor internetworking malah memberikan solusi garansi yang lama, pembelian barang second untuk ditukarkan dengan solusi terbaru, model garansi penggantian alat yang rusak selama masa kontrak, jaminan sukucadang / heldesk hotline produk dan sebagainya ini juga perlu menjadi perhatian networker’s dalam menentukan solusi.

2.     Select Topologies and Technologies to satisfy needs, pada tahap adalah memilih topology dan teknologi yang tepat digunakan. Dalam perancangan jaringan computer, pemilihan topology sangat berpengaruh pada performace network, factor yang harus diperhatikan dalam perancangan topology adalah aplikasi yang berjalan, jumlah device endpoint yang akan dikoneksikan, sebaran endpoint, mobilitas pengguna, dan solusi vendor yang akan digunakan. 
Pemilihan teknologi perangkat core backbone, distribusi, access, dan sistem keamanan akan sangat menentukan kepuasan user dari penggunaan perangkat switch, router, dan sumber daya lain yang digunakan. Pengaruhnya pada jaminan layanan kepada user yang akan diberikan oleh teknologi yang tepat, jaminan layanan akan sangat erat dengan reliability atau kehandalan network kita.

6.6 Network Hirarki/Arsitektur

Contoh pembagian akses secara hirarki dari cisco, membagi dalam beberapa hirarki seperti
pada gambar diatas Model tersebut menjadi 3 layer / tingkatan ;

a.     Hirarki Core : pada bagian Inti terdapat interkoneksi utama atau akses utama dari network dan yang akan mengoptimalkan transport antar sites. Bisa berupa perangkat Switching di Layer 2 atau Layer 3 yang tugas pokonya sebagai interkoneksi semua sumber daya. Contohnya perangakt Switching Layer 3 yang bertugas forward dan routing semua paket masuk dan keluar network, fungsi firewall dan sistem keamanan lainnya juga bisa di implementasikan di Hirarki Core ini 
b.     Hirarki Distribution : di bagian distribusi akan ditugaskan untuk mendistribusikan semua pengaturan di hirarki Core ke Access dan yang akan membuat kebijakan koneksi. Distribusi lebih ditekankan untuk mempermudah pengaturan dan menyebarkan resource yang ada di network sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Peralatan pada hirarki ini biasanya berupa Switching di layer 2.
c.     Hirarki Access : di bagian inilah semua perangkat disebarkan dan di interkoneksikan ke semua end point sumber daya yang ada misalnya terminal user dan sebagainya. Peralatan bisa berupa router layer 3 atau switching layer 2. 

6.6 Network Hirarki/Arsitektur

3.     Model Network Workload, model beban kerja jaringan harus menjadi perhatian pada saat
mendesign topology yang akan dibuat, terutama untuk solusi aplikasi yang kritikal, peektime traffic yang tinggi, akses ke resources yang besar, solusi yang sering digunakan seperti loadbalanced systems baik backbone atau akses link, sistem distribusi/tersebar, model synchronization, database terdistribusi, dan lain-lain yang akan menjamin realibility 100% tanpa downtime.
4.     Simulate behavior under expected Load, membuat mekanisme seperti pekerjaan yang sebenarnya, biasanya para networker’s akan mempresentasikan design yang dibuat ke team work atau ke pelanggan, penggunaan simulasi perangkat lunak menjadi solusinya. Dengan penggunaan simulasi ini diharapkan dapat mengukur performa dari design network yang dibuat.
5.     Perform sensitive test, testing performa biasanya dilakukan pada network dibagian tertentu untuk melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi pada saat implementasi nantinya.
6.     Rework design as needed, lakukan design ulang jika dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, biasanya hasil didapatkan dari masukan user, team work atau management.

6.8 Penjadwalan pengembangan jaringan

Dalam pengembangan jaringan, penjadwalan proses merupakan hal yang harus diperhatikan dengan serius. Jika sejak awal kita telah gagal dalam membuat jadwal yang baik, maka dapat dipastikan proyek tersebut akan kacau sehingga mengakibatkan tertundanya waktu proyek dan membengkaknya biaya.

7.7  Penjadwalan tidak realistis


6.8  Penjadwalan realistis

0 komentar:

DesignTemplate arifkurniawan03.blogspot.com